Selasa, 04 Desember 2012

perkembangan peserta didik pada remaja




KELOMPOK 4 :

·        KONSEP DAN PENYESUAIAN DIRI

·        PERMASALAHAN YANG MUNGKIN TIMBUL

·        IMPLIKASINYA TERHADAP PENYELENGGARA PENDIDIKAN

 

NAMA  KELOMPOK :

1.      OCTIVERA SULUKI       201101500026

2.      NURMALASARI              201101500070

3.      TRISNAWATI                  201101500075

4.      NOVI APRIYANI             201101500093

5.      IIN                                      201101500046

6.      M. MAULANA                  201101500106

7.      RAEKO                              201101500124

8.      DEVY HARDIANA          201101500143

9.      HERRY ACHFRIYAN     201101500160

10.  PANJI BUDIANTO           201201570041

 

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

JAKARTA 2012

 

 

1.)KONSEP DAN PENYESUAIAN DIRI

  * Pengertian penyesuaian diri

          Penyesuaian diri adalah suatu proses dan salah satu ciri pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya dan mampu untuk mengadakan penyesuain diri secara harmonis, baik kepada diri sendiri mapun terhadap lingkungannya

  * Proses penyesuaian diri

       Kondisi fisik, mental dan emosional dipengaruhi oleh faktor- faktor lingkungan dimana  kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian diri yang baik atau yang salah dengan tujuan dan aktivitas yang berkesinambungan & berusaha memuaskan kebutuhan jasmaninya. Penyesuaian diri secara positif

       Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai dengan hal- hal berikut:

1.      Tidak menunjukkan adanya ketenangan emosional

2.      Tidak menunjukkan adanya mekanisme psikologis

3.      Tidak menunjukkan frustasi pribadi

4.      Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri.

5.       Mampu dalam belajar

6.      Menghargai pengalaman dan Bersikap realistik dan objektif

Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif individu akan melakukannya dalam berbagai bentuk antara lain:

  1. Penyesuaian diri dalam menghadapi masalah secara langsung
  2. Penyesuaian diri dengan trial dan error
  3. Penyesuaian diri dengan belajar
  4. Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat

*Penyesuaian diri yang salah                                                                                                  Ada tiga bentuk reaksi yang salah dalam penyesuaian diri yang salah yaitu:

a.Reaksi bertahan                                                                                                                            Bentuk khusus dari reaksi ini adalah:

  • Rasionalisasi, yaitu bertahan dengan mencari- cari alasan untuk membenarkan tindakanya
  • Represi, yaitu berusaha melupakan pengalamannya yang kurang menyenangkan. Misalnya seorang pemuda berusaha melupakan kegagalan cintanya dengan seorang gadis
  • Proyeksi, yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain untuk mencari alasan yang dapat diterima. Misalnya seorang siswa yang tidak lulus mengatakan bahwa gurunya membenci dirinya.
  • Sourgrapes”(anggur kecut),yaitu dengan memutar balikkan keadaan. Misalnya seorang siswa yang gagal mengetik mengatakan bahwa  mesin tiknya rusak, padahal dia sendiri tidak bisa mengetik.

b.Reaksi menyerang

       reaksinya Nampak dalam tingkah laku  selalu membenarkan diri nya sendiri, mau berkuasa dalam setiap situasi, senang mengganggu orang lain, marah secara sadis, suka membalas dendam dan sebagainya.

c. Reaksi melarikan diri

        Dalam reaksi ini seseorang akan melakukan hal- hal seperti berikut: berfantasi yaitu memuaskan keigininan yang tidak tercapai dalam bentuk angan- angan,  banyak tidur, minum- minuman keras, bunuh diri, menjadi pecandu narkotika, dan regresi yaitu kembali kepada tingkah laku yang semodel dengan tingkat perkembangan yang lebih awal

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses penyesuaian Diri.

         Factor yang mempengaruhi penyesuaian diri dapat dikelompokkan sebagai berikut: kondisi- kondisi fisik (keturunan), susunan saraf, kesehatan, dan sebagainya, perkembangan dan kematangan ( kematangan intelektual sosial dan emosional), penentu psikologis (termasuk didalamnya pengalaman, penentuan diri, frustasi dan konflik), kondisi lingkungan (keluarga dan sekolah), penentu cultural (budaya dan agama).

Aspek-aspek Penyesuaian Diri                                                                                                 1. Penyesuaian pribadi                                                                                                                   adalah individu mampu menerima dirinya sendiri dengan lingkungan sekitarnya.

2. Penyesuaian Sosial
          timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi di masyarakat.

Pembentukan Penyesuaian Diri
          lingkungan dapat menciptakan penyesuaian diri bagi remaja yaitu sebagai berikut:
a. Lingkungan Keluarga
b. Lingkungan Teman Sebaya
c. Lingkungan Sekolahan     

2.) PERMASALAHAN YANG MUNGKIN TIMBUL

         hubungan remaja dengan orang dewasa terutama orang tua. Tingkat penyesuaian diri dan pertumbuhan remaja sangat tergantung pada sikap orang tua dan suasana psikologi dan sosial dalam keluarga.

Contoh: Penolakan orang tua terhadap anaknya dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama, penolakan mungkin merupakan penolakan tetap sejak awal, dimana orang tua merasa tidak sayang kepada anaknya, karena berbagai sebab, mereka tidak menghendaki kelahirannya. Menurut Boldwyn: “Bapak yang menolak anaknya berusaha menundukkan anaknya dengan kaidah-kaidah kekerasan, karena itu ia mengambil ukuran kekerasan, kekejaman tanpa alasan nyata.” Jenis kedua, dari penolakan adalah dalam bentuk berpura-pura tidak tahu keinginan anak.

Permasalahan penyesuaian diri di sekolah yang mungkin timbul yaitu yang berkaitan dengan belajar yang baik. Bagi siswa yang baru masuk sekolah lanjutan mungkin mengalami kesulitan dalam membagi waktu belajar, yakni adanya pertentangan antara belajar dan keinginan untuk ikut aktif dalam kegiatan sosial, kegiatan ekstrakulikuler, dan sebagainya.

 

Sehingga kegagalan dalam melakukan Penyesuaian diri yang salah ditandai dengan berbagai bentuk tingkah laku yang serba salah, tidak terarah, emosional , tidak ralistis, agresif dan lain- lain.

3.) IMPLIKASINYA TERHADAP PENYELENGGARA PENDIDIKAN
Faktor Fisisk Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan

       Dalam penyelenggaraan pendidikan, perlu diperhatikn sarana dan prasarana
yang ada jangan sampai menimbulkan gangguan pada peserta didik

·         Faktor Emosional terhadap Penyelenggaraan Pendidikan

        Perkembangan emosi peserta didik sengat erat kaitannya dengan
factor-faktor:perubahan dalam hubungannya dalam teman-teman dan perubahan dalam hubungannya dengan sekolah

·         Faktor Sosial-Kultural terhadap Penyelenggaraan Pendidikan

tumbuh dan berkembang baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, baik fisik maupun psikisnya akibatnya mereka melepaskan diri dari orang tua dan mengarahkan perhatiannya pada lingkuan di luar keluarganya untuk bergabung dengan teman sekebudayaannya, guru dsb.

Faktor Bakat Khusus terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
        (Semiawan, 1987; Munandar, 1992). Hal ini memberikan pemahaman bahwa bakat
khusus sebagai “potential ability” untuk dapat terwujud sebagai “performance”
atau perilaku yang nyata dalam bentuk suatu prestasi yang menonjol masih
memerlukan latihan dan pengembangan lebih lanjut.

      Faktor Komunikasi terhadap Penyelenggaraan Pendidikan

         Adanya aktivitas komunikasi dua arah antara pendidik dengan
peserta didik

Dengan Upaya-upaya yang dapat dilakukan yaitu :

1.      Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa “betah” (at home) bagi anak didik, baik secara sosial, fisik maupun akademis.

2.      Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi anak.

3.      Usaha memahami anak didik secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial, maupun seluruh aspek pribadinya.

4.      Menggunakan metode dan alat mengajar yang menimbulkan gairah belajar.

5.      Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar